Pages

Sabtu, 03 Januari 2015

PANEN PADI SEHAT


Hari Minggu tepatnya tanggal 16 Maret 2014 jam 09.00 WIB Sekretaris , Kabid Tanaman Pangan, Koordinator KJF Dipertanhut Kabupaten Pemalang, Ketua Asosiasi Padi Sehat Sejahtera (APSS), Ketua KTMI Jawa Tengah sekaligus penemu pupuk bacterial Prof Dr. Drh. Kasiat Adi Suswanto. M.Si serta 50 petani perwakilan kelompoktani dari Kecamatan Pemalang dan Taman melakukan panen padi varietas Ciherang dan IR. 64 musim tanam pertama (penghujan) dengan perlakuan pupuk bakterial di lahan milik Dinas Peternakan dan Kesehatan Veteriner Provinsi Jawa Tengah Desa Wanarejan Selatan Kec. Taman Kabupaten Pemalang yang dikelola oleh Husen Daud Mantan Kades Widuri Kecamatan Pemalang. Kabid Tanaman Pangan mewakili Kepala Dipertanhut Kabupaten Pemalang menyampaikan" Provinsi Jawa Tengah sampai saat ini masih kekurangan 1 juta ton beras untuk menyumbangkan surplus 10 juta ton beras, padahal masa periode Kabinet pembangunan jilid II akan segera berakhir. Kekurangan tersebut semoga dapat dijawab dengan hasil panen yang dilakukan sekarang ini dengan penerapan teknologi pemupukan bacterial. Kita saksikan bersama tanaman padi ini sangat baik dan berdasarkan ubinan diperoleh rata-rata 7,5 kg yang berarti per Ha kalau dikonversikan mampu mencapai 12 ton lebih per Ha, ini sungguh luar biasa dan kita berharap kekurangan tersebut dapat ditutup pada musim ke II (kemarau)" jelasnya dengan mantap. "Saya telah melihat sendiri berbagai lahan sawah yang melakukan perlakukan pupuk bacterial sangat baik pertumbuhannnya, oleh karena itu kepada petani padi untuk menggunakan teknologi yang mudah dan murah ini yang terbukti mampu meningkatkan produksi dan produktivitas serta memperbaiki lahan sawah", jelas Sekretaris Dipertanhut menerangkan pada petani. Dipertanhut telah melakukan demplot padi pada lahan tadah hujan di 3 lokasi, lahan irigasi 1 lokasi dari 6 lokasi yang direncanakan dan perkembangannya cukup menggembirakan. Kita menginginkan agar petani lebih effisian dalam menggukan pupuk serta lebih memperhatikan keseimbangan alam. Sementara itu Ketua KTMI Jawa Tengah Profesor Kasiat Adi Suswanto menyampaikan dalam kesempatan tersebut, teknologi penggunaan pupuk bakteri sangat sederhana dan semua petani sebenarnya sudah terampil melakukann metode ini, karena pengaplikasiannya hanya disemprotkan pada tanaman dan tanah secara merata pada saat sebelum tanam dan sesudah tanam mulai umur 5 hari setiap 10 hari sekali. Secara keseluruhan pendapatan petani meningkat dan pupuk Bakteri KTMI sangat membantu para petani, karena hanya dengan pupuk 10 liter pupuk bakteri setara dengan Rp. 350.000,- per Ha atau hanya mengeluarkan biaya rata-rata 30 % dari biaya yang biasa petani keluarkan apabila menggunakan pupuk kimia yang dalam per Ha rata-rata menghabiskan biaya Rp. 1.200.000,- s.d Rp. 1.500.000,-, dan yang lebih fantastis lagi petani tidak perlu melakukan penyiangan (matun) bila berani tanam dengan jarak tanam 10x10cm, dengan menggunakan pupuk bakteri dapat menekan biaya yang biasa dikeluarkan oleh petani sampai 70%. Pupuk bakteri ini mengandung 11 (sebelas jenis) mikroorganisme biosintesa unsur hara yang ada di udara maupun tanah yang dimanfaatkan sebagai sumber makanan oleh tanaman serta ada jenis bakteri tertentu yang mampu menguraikan kalsium sehingga cangkang hama padi mampu ditembus, sehingga telur dari hama tersebut tidak menetas, karena hampir semua telur terlapisi kalsium" jelasnya lebih lanjut. "Pupuk kimia pada umumnya justru meningkatkan kadar air, memperbesar sel tanaman serta meningkatkan kadar gula sehingga menipiskan dinding sel dan menyediakan makan yang lezat bagi hama dan penyakit. Akibat dari semua itu maka hama tanaman suka dan senang mendekat tanaman tersebut dan berakibat akan mudah terserang hama dan penyakit". Demikian Prof. Adi mengakhiri pembicaraan. Ketua Asosiasi padi Sehat Husen Daud memaparkan kalau hasil ini sungguh sangat menggembirakan" 2 kali kami tanam dengan cara konvensional, kami rugi 60 juta untuk luasan tanam 3 Ha, dengan perlakuan bacterial semacam ini Insya Allah kami dapat menutup kerugian selama 2 musim lalu, karena gabah kami dihargai Rp.4.500,- per Kg nya dan hasilnya kita lihat sendiri hampir 95% mulus dan bernas sampai kepanggakal malai. Kami bertekat seluruh pengurus dan anggota Asosiasi akan memperluas penggunaan pupuk bacterial ini sampai ribuan Ha" dan Alahamdulillah kami mendapat dukungan Bank BPD Jawa Tengah untuk pembelian gabah hasil pemupukan bacterial yang kami namai padi sehat ini" menyudahi pemaparan. Penulis: NURUL ASHAR (PP Madya Dipertanhut Kab. Pemalang).

sumber : http://cyber.kamarasta.web.id/

0 komentar:

Posting Komentar